MENINGKATKAN KEIMANAN DENGAN KE RUMAH SAKIT
Ada nikmat yang sering tidak kita syukuri dan ternyata harganya mahal yaitu nikmat kesehatan.
Hari Rabu pagi aku ke Rumah Sakit, bukan untuk memeriksakan sakit tetapi untuk mencari surat keterangan sehat guna syarat melamar pekerjaan. Dari rumah sampai rumah sakit aku tempuh dalam waktu 2 jam, maklum rumahku berada di daerah perbatasan/kecamatan terjauh dari Kabupaten. Sebenarnya di dekat rumah juga ada rumah sakit umum dengan jarak tempuh 15 menit :p , hehehe. Sekalian tadi mencari SKCK sehingga aku sempatkan ke rumah sakit yang jauh. Sampai lobi parkir jam 10 WIB ternyata tempat parkirnya sudah penuh, aku harus mengatur sepeda sendiri untuk mendapatkan tempat parkir.
Kemudian aku masuk RS dan menayakan cara untuk mencari surat keterangan sehat di RS tersebut, aku diarahkan ke loket pertama dan di loket tersebut aku mendapatkan nomor antrian. Aku datang jam 10 WIB mendapatkan urutan B 125, yang sudah di panggil sampai nomor B 48. B menyatakan loket antriannya.
Ada dua loket yaitu A dan B sehingga total pendaftar dari jam buka RS sampai jam 10 WIB /sekitar 2 jam adalah 250 orang. Aku antri 1,5Jam baru nomor antrian ku di panggil. Begitu banyaknya orang, bahkan di tempat antrian sampai penuh tidak ada tempat untuk duduk padahal yang mendaftar sebagian besar adalah orang yang menderita sakit dan rawat jalan. Memang ada beberapa pasien yang diantar/ ditemani sanak family, tetapi kondisi demikian menurut saya membuat pasien dalam tanda kutip "cepat sembuh", bayangkan berapa banyak waktu yang terbuang padahal pengantar pasien juga bekerja dan betapa jenuhnya pasien. Aku pernah mengantar Ibu rawat jalan, ini pengalaman pribadi waktu itu Ibu menggunakan Askes, aku antri pada awalnya sehat malah jadi pusing karena terlalu lama berdiri. Kondisinya sama kursi untuk tempat duduk antrian pasien habis. Kalau menunggu di tempat yang agak jauh dari loket takut tidak mendengar waktu nomor antrian/nama di panggil.
Kondisi yang sama apakah terjadi pada rumah sakit Swasta? Yang profit oriented. Tentu saja tidak, pelayanannya lebih cepat karena jika tidak mengacu pada kepuasan pasien maka akan semakin sedikit yang mau berobat ke RS tersebut.
Ujung dari benang merahnya adalah "Kesehatan Mahal Harganya" tidak hanya mengenai obat tetapi juga pelayanan agar bisa sehat kembali ternyata juga mahal. Pada saat sekarang sangat dibutuhkan pelayanan yang bersifat pengabdian kepada masyarakat, menghargai dengan rasa empati. Tetapi ketika aku menjadi seorang dokter atau petugas loket apakah bisa seperti itu. Bisa iya bisa tidak karena segala sesuatu itu terjadi karena adanya kebiasaan yang terulang-ulang dan sebatang lidi tidak akan bisa membersihkan halaman. Perlu partisipasi semua petugas kesehatan di RS tersebut, salah satu yang harus di ubah terlebih dahulu adalah sistem. Pesan ojek online lewat internet bisa mengapa daftar di RS tidak bisa? Sistemnya masih ketinggalan jaman, padahal jumlah penduduk semakin bertambah, jumlah penyakit juga bertambah.
Jika Anda datang ke RS coba Anda menilai diri Anda, apakah mau sakit? Semoga kondisi demikian mempertebal iman kita kepada Alloh SWT agar kita selalu bersyukur dan menghargai dan menjaga kesehatan. Mari tempelkan slogan dalam hidup kita SAYA TIDAK MAU SAKIT, SAYA BERSYUKUR ATAS KESEHATAN YANG DIBERIKAN ALLOH DAN SAYA MEMOHON UNTUK TERUS DIBERIKAN KESEHATAN.
Comments
Post a Comment